Tuesday, April 29, 2008

Bolehkah Kita Menuduh Malaysia Maling?




Assalamualaikum.wr. wb.

Pak Ustadz, dari yang saya tahu Malaysia tidak pernah mengklaim budaya Indonesia milik mereka. Di sana budaya Indonesia digunakan oleh orang-orang keturunan Indonesia sendiri, sama halnya budaya Cina di Indonesiayangdigunakan oleh etnis Cina.

Melayu di Malaysia, 90%-nya berasal dari kepulauan Indonesia. Penduduk Melayu asli hanya di Brunei, Kelantan dan Terengganu saja. Sebagai contoh Melaka dibuka oleh Parameswara dari Palembang. Sultan Johor, dan Selangor berketurunan Bugis. Sultan Perak berketurunan Aceh.

Orang-orang Minangkabau dari Sumatera, Indonesia sudah bermukim di Negeri Sembilan sejak abad ke-15. Pada abad ke-18 orang-orang Jawa dikirim oleh penjajah Belanda ke Malaya dan Borneo Utara untuk membuka hutan menjadi perkebunan kelapa sawit.

Maksud daripada Suku Melayu di Malaysia adalah seluruh penduduk pribumi di dunia Melayu (Nusantara), di antaranya suku Aceh, Arab, Banjar, Batak, Bawean, Bugis, Cham, Jambi, Jawa, Minang dan lainnya.

Pertanyaan saya bagaimana pendapat Ustadz dan Pandangan Islam mengenai:
Pantaskah Malaysia disebut Maling?
Apa bedanya kawan saya (Warga negara Malaysia)yangberdarah Jawa-Minang dengan leluhurnya di Indonesia?
Adakah pihak asingyangturut campur memanaskan hubungan Indonesia-Malaysia?
Apakah Indonesia negara maling, teriak maling?

Manusia Biasa
Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Dalam pandangan kami, kalau kita berpikir lebih dalam dan lebih luas, tidak berpikir picik dan sempit, sebenarnya seluruh manusia ini di depan Allah SWT sama saja. Tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang lebih buruk, kecuali semua ditentukan hanya pada ketaqwaannya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13)

Sementara mayoritas warga negara Malaysia dan Indonesia sama-sama menyembah Allah SWT, sama-sama mengaku bernabi kepada Muhammad SAW, sama-sama berlandaskan kitabullah dan sunnah rasul-Nya. Dan sama-sama mayoritas muslim.

Apalagi kedua negara itu sama-sama mengalami penjajahan oleh para kolonialis. Jadi keduanya sama-sama bernasib jeblok. Kenapa ketika keduanya merdeka, mengapa keduanya harus saling bermusuhan, saling caci dan saling ganyang?

Jadi dalam pandangan kami, idealnya memang tidak perlu ada Indonesia dan Malaysia yang berdiri sendiri-sendiri.

Jangan marah dan komentar dulu. Memang apa yang kami sebutkan ini sekilas dianggap tidak nasionalis, tidak mengerti sejarah, tidak tahu jasa perjuangan para faunding father dari masing-masing negara.

Namanya sekedar cetusan, boleh disetujui dan boleh tidak. Tapi yang jelas toh baik Malaysia dan Indonesia, keduanya punya banyak sekali kesamaan. Kedua rakyatnya sama-sama tinggal di suatu wilayah yang sama, punya dasar aqidah yang sama, bahkan punya ras dan etnis yang sama.

Ekstrimnya, kalau ternyata keduanya berdiri sendiri-sendiri, penyebabnya hanya satu, yaitu penjajahan. Ya, penjajahan telah membuat bangsa Indonesia dan Malaysia harus selalu hidup bertetangga dengan saling curiga.

Dahulu Malaysia dijajah Inggris dan Indonesia dijajah Belanda. Hanya karena dijajah oleh dua pihak yang berbeda, kemudian bangsa Melayu harus terpecah-pecah menjadi nation dengan pemahaman kebangsaan yang sempit.

Dan tanpa sadar apa sebabnya, nyatanya sedikit-sedikit hubungan kedua negara tegang. Kalau bukan pemerintahnya yang saling sindir, yang lebih sering justru rakyat dari kedua negara.

Seolah selalu ada bom waktu yang kapan pun siap meledak. Kemarin urusan sengketa perbatasan, sehinngga ada perebutan pulau Sipadan dan Ligitan. Tidak lama kemudian, urusan bajak membajak lagu daerah. Belum selesai masalah itu, muncul urusan TKI di Malaysia yang bikin tegang kedua pimpinan negara.

Ciri Semua Negara Bertetangga Yang Pernah Terjajah

Apa yang dialami oleh Malaysia dan Indonesia, kalau kita perhatikan, ternyata juga dialami oleh banyak negara Islam lainnya.

Mesir dan Sudan, dua negara yang bertetangga, selalu saja dirundung keributan yang sewaktu-waktu, tanpa ada angin tanpa ada hujan, tiba-tiba ribut tidak jelas ujung pangkalnya.

Yang menarik, keduanya negara dengan penduduk mayoritas muslim. Bahkan mereka hidup dari sungai Nil yang sama. Kok bisa-bisanya keduanya berantem kayak anak kecil.

Ternyata Iran dan Iraq juga mengalami kendalam yang sama. Meski keduanya bertetangga, perang Iran Iraq telah membuat keduanya menjadi negara lemah, miskin, korban perang jadi-jadian yang tidak pernah ketahuan dengan pasti, apa sesungguhnya yang membuat mereka harus perang.

Dan yang lebih aneh, ketika perang antar kedua negara itu akhirnya berhenti, juga semakin tidak jelas apa yang membuatnya berhenti.

Kembali ke Masa Pra Kolonialis

Dan munculnya ratusan negara yang mayoritas berpenduduk muslim, baik di wilayah Asia, Afrika bahkan Eropa, pada hakikatnya adalah sebuah kecelakaan sejarah.

Sebab ketika dahulu Rasulullah SAW membebaskan negeri-negeri itu, semua bergabung jadi satu wilayah kedaulatan. Amirul Mukminin Umar bin Al-Khattab telah membebaskan Romawi, Persia dan Mesir, ketiganya adalah imperium raksasa di zamannya. Dan semuanya akhirnya bergabung menjadi daulah Islamiyah yang satu, kokoh, besar, dan adidaya.

Ketika Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad menembus Spanyol dan mengIslamkan rakyatnya, maka secara otomatis negeri itu menjadi bagian dari khilafah Islamiyah yang besar.

Ketika Sultan Muhammad Al-Fatih di tahun 1453 membebaskan Konstantinopel dengan pasukan yang sangat dahsyat, otomatis negeri itu menjadi bagian utuh dari khilafah Islamiyah. Bahkan kota itu menjadi ibukota peradaban Islam selama beratus tahun kemudian.

Sejarah dunia Islam adalah satu daulah yang besar, berdaulat, berkuasa dan mencakup seluruh negeri yang berpenduduk muslim.

Kolonialis Memecah Umat Islam Menjadi Nation Kecil Tak Berdaya

Saat Allah SWT mentaqdirkan umat Islam mengalami kemunduran, bentuknya adalah penajajah. Negeri Islam dipotong-potong ibarat kue dan dibagi-bagi sebagai jatah jajahan dari negara kecil-kecil di Eropa.

Eropa yang dulunya hanya wilayah sepi penuh rawa dan kotor, kemudian menjadi maju dan akhirnya malah menjajah negeri muslim yang sebelumnya merupakan adidaya dunia.

Keadaan kemudian berbalik 180 derajat. Para budak itu kemudian menjadi penguasa dunia. Sementara para penguasa dunia itu turun derajat jadi budak hina, yang bahkan tidak pernah menjadi pemiliki kekayaan negerinya sendiri.

Para kolonialis adalah pihak yang paling bertanggung-jawab dalam masalah ini.

Umat Islam Satu Agama Satu Negara

Idealnya umat Islam di seluruh dunia ini berada dalam satu negara, walau pun mungkin saja tetap ada otonomi daerah. Namun dengan keberadaan di bawah satu pimpinan tertinggi, umat Islam akan semaki kuat. Tidak ada lagi pihak-pihak yang akan menganggap umat Islam lemah seperti sekarang ini.

Bentuknya boleh republik, federasi, persemakmuran atau apa saja, terserah gimana ngaturnya. Tapi yang penting umat Islam jangan sampai dipecah berkeping-keping seperti sekarang ini.

Kami jadi teringat lantunan syi'ir indah yang pernah diajarkan sejak masa SMP oleh almarhum guru kami, Ustadz Rahmat Abdullah. Saat itu beliau mengajar kami bahasa Arab. Kami diminta menghafalkan bait-bait syi'ir yang indah, yang akhirnya kami ketahui merupakan bait karya Iqbal, penyair muslim Pakistan:

ياأخي في الهند أو في المغرب
أنا منك أنت مني أنت بي
لا تسل عن عنصري عن نسبي
إنه الإسلام أمي و أبي
إخوة نحن به مؤتلفون

Wahai saudaraku di India dan di Maghrib

Aku bagian dari dirimu, engkau bagian dari diriku

Jangan tanyakan anasirku, jangan tanyakan nasabku

Sesungguhnya Islam adalah ayah dan ibuku

Persaudaran, kami dengannya berta'alluf

Alangkah indahnya jika seluruh muslim di dunia bisa berta'alluf, menyatu, bersatu, saling bela, saling tolong dan tidak menganggap saudaranya yang ada di negeri lain, terutama di negeri tetangganya sebagai musuh yang harus dibenci.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Source : Eramuslim

Monday, April 7, 2008

Lessons on how to engage bloggers from Indonesia (Malaysian ministers please note)



While Malaysian ministers struggle to engage the blogger Indonesia’s Information Minister Muhamed Nuh is breezing effortless to yet another well received engagement with bloggers.
Pak Son, Nuh’s PA, earlier today SMS’s
Romi Satria Wahono saying the minister would like to meet bloggers for a dialogue. He wasn’t specific about the topic. It just looked like Pak Nuh just wanted an exchange of ideas with bloggers. Pak Nuh, some of you may recall, was the Indonesian Minister that opened Pesta Blogger 2007, told bloggers that Indonesia had freedom of expression and bloggers would not be censored, and declared October 27 National Bloggers Day.
Romi e-mailed the top bloggers about the meeting which would be held at 7pm this coming Monday (April 7) at the meeting room on the 7th Floor of Nuh’s Ministry.
So far among the prominent Indonesian bloggers that have responded are: Romi Satria Wahono,
Riyogata, Harry Sufehmi, Budi Putra, Muhammad Aulia Fahmi. Enda Nasution (going to Singapore) and Unspun sent apologies (off to see Cherry Blossoms and pretend to look attentive in a meeting in Tokyo, but would have loved to join in the dialogue).
What they’ll discuss (probably the antics of Presidential technology advisor
Roy “the Boy” Suryo - for rollicking satire see here) and whether anything comes out of the meeting remains to be seen.
What is clear so far is the exemplary way in which the Indonesian minister engages bloggers. Perhaps Pak Nuh should be sent to Malaysia to teach the neighbors Seberang a thing or two about how the government should engage bloggers?


Source : The Unspun

Malaysian Blogger Really Miss Freedom


Minister for Communications and Information Mohammad Nuh declared today National Bloggers’ Day when he opened the Pesta Blogger 2007 at Blitz Megaplex in Jakarta.
Communications and Information Minister Muhammad Nuh (blue shirt, center) and Director-General of Telematics Applications Cahyana Ahmadjayadi (batik shirt) together with the Steering Committee members of Pesta Blogger 2007 Photo takn from fistoriza’s Flickr account where you can see more photos.
He said this was to motivate bloggers to keep on improving their content and even offered a special prize if the bloggers could come up with the lyrics and songs which could reflect the theme of Pesta Blogger 2007, “The New Voice of Indonesia.”
The Minister was so supportive that on his way out, after delivering his speech and staying on for a talkshop-format discussion, he donated, on behalf of his ministry, an Asus laptop for the Best of the Best Blog award at the gathering.
Throughout the event Unspun could not help but marvel at the contrast in relationships between Government and bloggers in Indonesia and Malaysia. If only the Malaysia Government could learn how to engage this vocal segment of the population, its job could be so much easier. Then again, can one imagine Malaysian Ministers saying that they have much to learn from Indonesia? NOT.





While it is National Bloggers day in Indonesia it is being rubbished here and the latest attack comes from no other than defacto Law Minister Nazri himself in his exlusive interview with NST (28 Oct 07) which covers the controversial video clip, the judiciary, the Bar Council and bloggers. His coments:”few pieces that people print for me are just rubbish” ..” when the standard of our bloggers is upgraded, then probably I will look at what is written”. And the Minister of propaganda on the video clip “turned to information communication technology (ICT) to make the gimmick look real. "We should be in control of IT (information technology) but it appears that IT is controlling us"
More details at:


Source : Jeffooi.com


Image Above : Indonesian Blogger Party 2007



Pesta Blogger Kuala Lumpur 2007 ?…. Can you envisage such an event takes place in Malaysia? And can you imagine the photo above where Pak Lah and Zam sit together with orgainizing committee members such as Rocky, Jeff Ooi, Nat Tan and so on?
No you can’t? Well you are not alone and I don’t blame all of you because it is unlikely to happen here in Malaysia. Not after
two Malaysian bloggers were sued for defamation, minister calling bloggers liars, son-in-law calling Malaysian bloggers monkeys, blogger arrested for no apparent reason, strange police report against a prominent blogger and other blogophobia by the Malaysian authority.
And I don’t think they will change their mind either to provide supports to Malaysian bloggers as such act will be deemed as admitting defeat on the Government behalf. But I don’t mind if I can be proven wrong in my hypothesis here.
What you saw above is the overwhelming attendance and supports at the Indonesia’s
Pesta Blogger 2007… both from the bloggers themselves as well as the Indonesian Government officials. So open the Indonesian government to this new media and blogging phenomina in Indonesia, the date 27th October was instantly declared a National Bloggers Day for the country. Bravo to the Indonesian Government and congratulation to Indonesian bloggers.



Source : The Kuala Lumpur Traveler.com

Tahniah Untuk Partai Pembangkang

Kami warga Indonesia anti racism mengucapkan tahniah kepada koalisi parti pembangkang kat Malaysia yang telah meruntuhkan koalisi busuk jaringan racism Malaysia, Barisan Nasional pada pilihan raya 12 Malaysia pada bulan March 2008.

Semoga dikemudian hari kemenangan ini akan bertambah sehingga berjaya disetiap negeri bahagian kat Malaysia yang kami sayangi juga.

Mari kita hancurkan jaringan koalisi busuk jaringan racism Malaysia ! Ganyang Racism kat malaysia ! Tegakkan Islam untuk semua !

Islam bukan hanya untuk melayu malaysia ! Say no to racism !