Pernyataan itu disampaikan Lee ketika etnis minoritas China dan India di Malaysia mulai berani mengeluhkan kebijakan Pemerintah Malaysia yang selalu mengistimewakan etnis Melayu.
Sebagai catatan, Pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan pro-Melayu di hampir semua bidang sejak tahun 1972 dengan tujuan mengatasi kesenjangan ekonomi antara etnis Melayu dan China. Sejak saat itu, orang-orang Melayu mendapat hak khusus untuk menduduki posisi strategis di perusahaan-perusahaan. Etnis Melayu juga diberi peluang untuk memiliki 30 persen saham perusahaan yang tercatat di bursa. Kebijakan tersebut, kini, mulai digugat etnis minoritas.Lee mengatakan, jika Malaysia memperlakukan etnis minoritas China dan India secara lebih baik dan bersedia menjalankan prinsip meritokrasi, Singapura tidak keberatan untuk bergabung lagi dengan Malaysia.
"Jika mereka (Malaysia) mendidik etnis China dan India, memanfaatkan mereka dan memperlakukan mereka sebagai warga negara, mereka (Malaysia) akan menyamai kami, bahkan, bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan kami. (Jika itu terjadi), kami akan dengan senang hati bergabung lagi bersama mereka," ujar Lee kepada dua akademisi dari University of California’s Los Angeles Media Center dan University of Southern California’s Annenberg Center.
Singapura berpisah dari Federasi Malaysia pada tahun 1965. Sebelumnya, kedua negara menggabungkan diri, tetapi kebijakan itu tidak berumur panjang. Saat itu, ada kekhawatiran partai yang didominasi etnis China pimpinan Lee akan memengaruhi politik di Malaysia yang didominasi etnis Melayu. (AP/REUTERS/BSW/sut)
Source : Id-Top.Blogspot
1 comment:
Tramad Sangad Spakat & daridulu saya secara pribadi memang kurang suka dengan kenyataan itu
Post a Comment