Monday, December 10, 2007

Surat Lebaran Kepada Sahabatku, Malaysia

Kepada sahabatku, Malaysia

Hai, sahabatku Malaysia. Bagaimana kabarmu menjelang lebaran kali ini? Wah, tentunya sudah banyak persiapan serta kesibukan yang menyita waktu karena sebentar lagi idul fitri akan tiba. Tapi, walaupun sibuk, jangan lupa untuk mengeluarkan zakat fitrahnya ya... ingat lho, ini kewajiban.

Hai sahabatku Malaysia. Di lebaran nanti jangan lupa putar lagu Rasa Sayange ya, ups lupa... lagu Rasa Sayang Hey. Lagu itu memang punya irama yang bagus dan punya nuansa yang mengasyikkan buat siapapun untuk berbalas pantun.
Karena aku tahu di sana tidak punya lagu-lagu yang bagus, makanya kamu bilang bahwa lagu Rasa Sayang Hey itu adalah lagumu. Tenang saja, aku nggak marah kok, sebab aku masih punya ribuan lagu lainnya. Kamu mau?

Hai sahabatku Malaysia. Jangan lupa ya lebaran nanti kamu pasti dikunjungi oleh saudara-saudaramu. Wah, di rumah pasti sibuknya luar biasa. Piring yang kotor, gelas yang berantakan, karpet yang terkena tumpahan kuah, atau sampah yang berserakan. Sahabatku, kamu jangan khawatir. Sebab, saudaraku akan memberesi semua yang berantakan itu. Kalau saudaraku tidak bekerja sesuai keinginanmu, ya sudah dicambuk saja, disuruh loncat dari jendela, atau gajinya nggak usah diberi. Bukannya kamu selama ini juga begitu?

Hai sahabatku, Malaysia. Di saat lebaran nanti, jangan marah ya kalau ada asap yang juga ikutan menyambangi rumah-rumahmu. Karena hanya itu oleh-oleh yang bisa aku berikan kepadamu. Meski sebenarnya aku ingin memberikan buah-buahan kepadamu, tetapi kamu lupa ya kalau pohon-pohonku sudah kamu ambil. Masak sih kamu bisa lupa? Kan hutan di Sumatera dan Kalimantan sekarang sudah habis olehmu.

Hai sahabatku, Malaysia. Di lebaran nanti kamu pakai apa? Tentu kamu akan pakai batik motif perang itukan? Wah, kalau itu sih memang bagus sekali. Di sini, kamu bisa lihat motif itu di Yogyakarta. Sama? Memang sama, tapi kan katanya kamu yang punya dan asli dari sana.

Apalagi ketika kamu pakai batik kamu sedang menyantap ketupat dengan lauknya rendang daging yang kamu bilang asli buatan sana. Aku pernah lho dapat kiriman darimu, sekotak rendang daging dengan tulisan MADE IN MALAYSIA. Hmm, memang enak. Jangan khawatir kalau kamu kekurangan resep makanan dan masakan, kamu tinggal bilang saja. Di sini ada ribuan resep khas Indonesia yang boleh kamu ambil. Tenang saja aku nggak marah kok, bahkan kalau kamu bilang khas dan asli dari Malaysia pun aku nggak marah.

Hai sahabatku, Malaysia. O ya menjelang lebaran nanti tanggal 10 Oktober ada astronotmu kan yang akan terbang ke luar angkasa dengan Soyuz. Wah, selamat ya. Aku turut senang lho. Ternyata tidak sia-sia bapak-ibu guru kami mengajari anak-anak Malaysia pendidikan. Bahkan sampai sekarang pun masih banyak kan profesor Indonesia yang mengajar di sana. Wah, kalau kamu lupa terhadap siapa gurunya, ya nggak apa-apa. Karena bagi aku guru itu adalah pahlawan, pahlawan tanpa tanda jasa. Jadi kalau kamu melupakan sejarah dan kenyataan itu ya wajar saja.

Hai sahabatku, Malaysia. Suatu saat nanti aku akan berlebaran di sana. Tapi apakah kamu ingat dengan namaku? Ya, namaku INDONESIA dan bukan INDON. Kalau kamu lupa sih ya nggak apa-apa. Toh, selama ini kamu juga sering lupa. Maklum kamu kan orang muda yang ngakunya tua bangka. He he he he....

Ya sudah sahabatku, Malaysia. Di bulan yang baik dan berkah ini, kuucapkan kepadamu untuk menikmati lebaran dengan enak ya. Jangan sedih.... aku, Indonesia nggak apa-apa kok. Aku selalu paham kok kalau kamu memang begitu, dan memang sifatnya begitu.

dari sahabatmu,
Indonesia

3 comments:

Anonymous said...

Dahsyat nih surat, mantaap kali isinya.

Anonymous said...

surat yang bener-bener keren isinya, salut buat yang bikin...
hidup Indonesia !!!
oh iya, Malingsia, selamat Lebaran yaaa...

Anonymous said...

wow, keren...

nusuk bener tuh. yakin deh...